Menunggu hasil kisruh pemilihan ketua PSSI
Selasa, 03 Mei 2011
0
komentar

Pertandingan Liga Super Indonesia masih berjalan menuju akhir kompetisi. Persaingan ketat antar klub diperlihatkan oleh tim-tim kebanggaan setiap kota Indonesia melalui semua pertandingannya. Namun kisruh pemilihan ketua umum PSSI belum kunjung usai. Hal tersebut diduga karena PSSI digunakan sebagai alat untuk kendaraan politik kelompok tertentu. Namun bagaimana hasil yang dicapai PSSI nanti?
Setelah FIFA menendang Nurdin Halid dari posisi puncak PSSI, hasil saat ini komite normalisasi dan komite pemilihan diketuai oleh Agum Gumelar. Walau kekuasaan Nurdin berakhir, tidak berarti Agum Gumelar sebagai ketua KN/KP PSSI mulus berjalan. Karena selain menjalankan agenda rutin PSSI seperti pertandingan Liga Super dll, Ia harus memutar otak untuk menjalankan PSSI tanpa tekanan pihak yang merugikan. Walau bakal calon ketua umum telah banyak mendaftar, saat ini PSSi harus menemui sandungan dari 78 pemegang sah suara PSSi yang ingin mencalonkan pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro. Namun kelompok 78 ini, masih memperjuangkan proses permohonan banding Toisutta dan Panigoro dengan menyatakan hanya berkas yang ditandatanganinyalah yang berhak diproses oleh KBP. Lalu, mengiringi oknum FIFA mengintimidasi KBP dengan melakukan korespondensi sepihak dan personal.
Namun, kisruh pada tubuh PSSI ini tidak lepas dari keinginan masyarakat yang rindu akan hiburan prestasi. Masyarakat tidak pernah melihat siapa saja yang memimpin PSSi, berapa dana daerah yang digunakan untuk PSSI, namun masyarakat hanya ingin hiburan dalam bentuk prestasi yang membanggakan dikancah dunia. Bagi anda sebagai masyarakat, hal apa yang dapat (ide pendapat) yang harus dilakukan untuk mereka yang saling kisruh pada sebuah kekuasaan di olehraga sepakbola? Komentarkan pendapat anda.
Setelah FIFA menendang Nurdin Halid dari posisi puncak PSSI, hasil saat ini komite normalisasi dan komite pemilihan diketuai oleh Agum Gumelar. Walau kekuasaan Nurdin berakhir, tidak berarti Agum Gumelar sebagai ketua KN/KP PSSI mulus berjalan. Karena selain menjalankan agenda rutin PSSI seperti pertandingan Liga Super dll, Ia harus memutar otak untuk menjalankan PSSI tanpa tekanan pihak yang merugikan. Walau bakal calon ketua umum telah banyak mendaftar, saat ini PSSi harus menemui sandungan dari 78 pemegang sah suara PSSi yang ingin mencalonkan pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro. Namun kelompok 78 ini, masih memperjuangkan proses permohonan banding Toisutta dan Panigoro dengan menyatakan hanya berkas yang ditandatanganinyalah yang berhak diproses oleh KBP. Lalu, mengiringi oknum FIFA mengintimidasi KBP dengan melakukan korespondensi sepihak dan personal.
Namun, kisruh pada tubuh PSSI ini tidak lepas dari keinginan masyarakat yang rindu akan hiburan prestasi. Masyarakat tidak pernah melihat siapa saja yang memimpin PSSi, berapa dana daerah yang digunakan untuk PSSI, namun masyarakat hanya ingin hiburan dalam bentuk prestasi yang membanggakan dikancah dunia. Bagi anda sebagai masyarakat, hal apa yang dapat (ide pendapat) yang harus dilakukan untuk mereka yang saling kisruh pada sebuah kekuasaan di olehraga sepakbola? Komentarkan pendapat anda.